FLuks magnet
f = B A cos q
f = fluks magnetik (weber)
B = induksi magnetik
A = luas bidang yang ditembus garis gaya
magnetik
q = sudut antara arah garis normal bidang A
dan arah B
Catatan:
- Bila arah garis induksi magnetik tegak lurus pada bidang gambar, maka arah tersebut dinyatakan dengan:
tanda .......................................... bila mendekati pembaca
tanda xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx bila menjauhi pembaca
- Rapat garis gaya di suatu titik menyatakan besaran induksi magnetik (B) di titik itu.
• Adanya medan magnet di dalam ruang dapat ditunjukkan
dengan mengamati pengaruh yang ditimbulkan.
• Medan magnet merupakan besaran vektor,
adapun kuat/lemahnya medan tersebut ditunjukkan oleh intensitas
magnet (H).
• Efek medan magnet disebut induksi magnetik (B),
juga merupakan besaran vektor.
• Hubungan antara H dan B :
B = mo H
dengan :
B = induksi magnetik, satuan dalam SI = Weber/m2 atau Tesla
H = intensitas magnet
mo = permeabilitas = 4p x 10-7 Wb/A.m (udara)
• Bila I1 dan I2 berlawanan arah, kedua F1/l = F2/l = mo I1 I2 / 2pd
Sebuah partikel bermassa m bermuatan listrik q yang bergerak dengan kecepatan v di dalam medan magnet dengan induksi magnetik B. akan mengalami Gaya Lorentz F sebesar
F = q v B sin q
q = sudut yang dibentuk oleh arah gerak muatan dengan arah induksi magnetik
Bila q = 90ยบ (v ^ B) maka F = q v B. Karena F selalu tegak lurus terhadap v. maka lintasan partikel bermuatan merupakan lingkaran dengan jari-jari R sebesar:
R = mv/q.B
dengan v = w R ® w = 2pf = 2p/T
Melalui kawat lurus yang terletak di sumbu-y mengalir arus I. Bila kecepatan muatan-muatan positif adalah v dan jumlah muatan yang mengalir adalah q selama waktu t, maka Gaya Lorentz F:
F = l I B sin q
Penentuan arah gaya Lorentz mengikuti kaidah tangan kanan. Jika keempat jari dikepalkan dari arah v ke B atau dari arah I ke B. maka ibu jari menunjukkan arah gayanya.
kawat saling tolak
• Bila I1 dan I2 searah, kedua kawat
saling tarik.
Bila suatu kawat penghantar berbentuk kumparan dengan luas penampang A, jumlah lilitan N. dialiri arus I dan berada dalam induksi magnetik B. maka terjadi momen kopel t sebesar:
t = N I B A sin q satuan N.m
Satuan induksi magnetik :
• mks: wb / m² atau maxwell / m² atau tesla.
• cgs : Gauss atau Oersted.
1 Gauss= 1 Oersted= 10-4 Wb/m²
- MEDAN MAGNET OLEH BENDA MAGNETIK
Suatu magnet (misalnya magnet batang) akan menimbulkan medan magnet di sekitarnya. Arah garis magnetiknya adalah dari kutub U menuju ke kutub S.
- MEDAN MAGNET OLEH MUATAN BERGERAK
Oersted: perpindahan muatan listrik (arus listrik) akan menimbulkan medan magnet di sekitarnya.
Arah medan magnet B ditentukan dengan kaidah sekrup putar kanan atau tangan kanan
Besarnya induksi magnetik B di suatu titik yang ditimbulkan oleh suatu kawat berarus I (HUKUM BIOT SAVART) adalah:
B = k [(I l sin q) / r2]
k = 10-7 = mo / 4p
- MEDAN MAGNET OLEH KAWAT LURUS BERARUS
Kawat penghantar yang sangat panjang den lurus terletak pada sumbu-x serta dialiri arus listrik L. Arah B pada beberapa titik di sumbu-y dan z terlihat pada gambar (mengikuti kaidah tangan kanan) sedangkan besarnya adalah:
B = (mo I)/(2 p a)
a = jarak suatu titik terhadap kawat
- MEDAN MAGNET OLEH KAWAT MELINGKAR BERARUS
Sebuah kawat penghantar berbentuk lingkaran (jari-jari = a) dialiri arus I maka besarnya induksi magnetik di pusat lingkaran O:
B = mo I / 2a
B = N mo I / 2a
N = jumlah lilitan
Besar induksi magnetik di titik P:
B = mo I sin q / 2r2
- MEDAN MAGNET OLEH SOLENOIDA DAN TOROIDA
SOLENOIDA adalah kumparan kawat berbentuk tabung panjang dengan lilitan yang sangat rapat.
Induksi magnetik di tengah solenoida:
Bo = m I n = m I N / L
m = permeabilitas bahan = mo. km
km = permeabilitas relatif
Induksi magnetik di ujung solenoida:
Bp = m I n / 2 = m I N / 2L = Bo/2
TOROIDA adalah solenoida yang dilengkungkan sehingga sumbunya berbentuk lingkaran.
Induksi magnetik di sumbu toroida:
Bo = m I n = m I N / 2 p R
n = jumlah lilitan per satuan panjang = N/L
L = 2 p R = panjang keliling lingkaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar